My Spotify Wrapped 2020, Positive Arijit Singh Ka Fan Hoon Mein!

Wednesday 9 December 2020

Setiap tahun Spotify akan buat Spotify Wrapped just untuk meraikan para pengguna kot dengan buat summary lagu apa yang paling banyak tuan punya account dengar, artis atau album mana yang jadi kegemaran. 

I baru start guna Spotify tahun ni itupun sebab kawan Twitter belanja since ada satu spot extra hihi

Sebelum ni tumpang Spotify Hilmi je dengar lagu dekat office tapi jarang jugak sebab lagu Hindustan tak banyak lagi masuk Spotify. Lepas lockdown haritu dah banyak album 90's dimuatnaik. Bila tengok dekat playlist On Repeat, boleh nampak la kan lagu Hindustan je banyak. 




So my Spotify Wrapped is here.....


Untuk genre music, I am more to Modern Bollywood sebab lagu Hindustan yang baru lebih catchy, fun and lebih pendek duration compared to oldies. Lagu Hindi yang lama mau cecah sampai 6 minit. Lagu baru ada yang dua minit je. Ada juga yang release extended version tapi 4 minit je lah habis kuat pun. 

Tak tahu kenapa jarang dengar lagu English dekat Spotify ni, to be exact dah jarang dengar dah lagu English. Maybe sebab banyak sangat vulgar words macam lagu Say So - Doja Cat tu ataupun lagu lemau macam Billie Eilish haha.


Well....if you said so, yupppp I did.... hiks


Kalau dah dengar lagu Hindustan sah-sah la kan banyak artis dalam satu lagu. Ada tu sampai 6 suara sebab ada 6 watak dalam movie tu haha lagu Melayu pun dah mula letak ramai penyanyi dalam satu lagu. Macam lagu Gila tu ada Noki K-Clique, Kaka Azraff dengan Loca B. Lagu Pulang pun ramai juga nama penyanyi yang involved...


Part ni macam susah nak percaya sikit sebab dengar lagu ni sekali je pun. Banyak search lagu Mujhse Dosti Karoge ada lah. Tak pun lagu dari movie Gupt. 


Lagu ni special sebab lepas mendiang Sushant Singh Rajput pergi je director Mukesh Chabbra decide untuk release movie so album yang digubah oleh A.R. Rahman ni mula dimuatnaik di Spotify sebagai hadiah kepada fans Sushant. And this is my fav song - Main Tumhara. The lyrics is too deep and filled with love :')

But still, my fav is Shayad. Lagu ni berhantu sebab lirik dia mendalam and relatable sangat. Dah la Arijit Singh yang nyanyi so no doubt lah will stay in my heart forever. 

Anddddd..... my top artist for 2020 is..... ARIJIT SINGH!! Hahaha I rasa dari tahun 2012 pun dah memang nama dia je paling tinggi dekat dalam carta haha

Dah 8 tahun dah tapi belum ada lagi yang mampu ubah perasaan tu bila dengar lagu yang dinyanyikan oleh Arijit. But heyyy, hati dah mula terbuka untuk Jubin Nautiyal dengan Darshan Raval ataupun Shaan. Tapi emosi tu tak terkacau bilau bila dengar suara Arijit lah. anyway thanks Spotify for this stats! 

Movie Review : Drishyam

Director : Nishikant Kamat

Writer : Upendra Sidhaye

Cast : Ajay Devgn, Tabu, Shriya Saran, Ishita Dutta, Mrunal Jadhav, Kamlesh Sawant, Rishab Chadha

Production Company : Panorama Studios

Distributor : Viacom 18 Motion Pictures, White Hill Studios

Genre : Thriller / Drama

Running Time : 163 minutes

Release Date : 31 July 2015

Trailer :

Pengarah movie asal Drishyam (Illusion), Jeethu Joseph minta untuk movie ni dibikin semula dengan tajuk yang sama di Bollywood. Mengisahkan tentang Vijay Salgaonkar (Ajay Devgn) yang cuba untuk selamatkan keluarga dia dari dijatuhkan hukuman membunuh. 

Tragedi bermula bila Anju (Ishita Dutta) diganggu oleh Sam (Rishab Chaddha) selepas pulang dari summer camp. Akibat takut maruah dia tercalar, tanpa sengaja Anju dan ibu dia, Nandini (Shriya Saran) pukul Sam sehingga mati dan tanam di belakang rumah. Bila Vijay pulang dari kedai, dia dapat tahu tentang kemalangan tersebut dan buang semua barang Sam dan campak kereta ke dalam lombong. 

Tak lama kemudian baru dia dapat tahu yang Sam adalah anak kepada Inspector General Meera Deshmukh (Tabu). Sub-inspector Laxmikant Gaitonde (Kamlesh Sawant) berulang kali bagitahu kepada pegawai polis yang lain bahawa Vijay ada pada 2 Oktober sebab dia nampak Vijay drive kereta kuning sama dengan deskripsi kereta Sam. Tapi alibi dia sukar untuk dipercayai sebab Vijay dan keluarga semuanya bercuti ke Panaji pada 2 dan 3 Oktober. Tambah pula, ramai yang tahu perang dingin antara SI Gaitonde dengan Vijay. 

Meera dan Mahesh Deshmukh (Rajat Kapoor) mula risau dengan anak mereka berdua sebaba tak ada sebarang bukti atau hint mengaitkan Vijay sekeluarga dengan kehilangan Sam. Malah tak ada bukti lain yang dapat bantu mereka menjejak di mana keberadaan Sam. Paling tidak, mereka nak tahu di mana mayat anak mereka berdua. 

Pace movie pada first half agak perlahan sebab pengarah baru nak memperkenalkan keluarga Salgaonkar dan karakter Vijay sebagai watak utama. Bila masuk second half di mana IG Meera mula mencari anak dia, baru terasa gerun dan curious apa akan jadi pada keluarga yang cuba untuk keluar dari mimpi buruk. Bak kata Vijay, tak ada garis hitam dan putih dalam kejadian ni. 

Kalau Meera di tempat dia pun, mungkin dia akan lakukan benda yang sama untuk selamatkan keluarga. Tak mungkin mereka dapat selamat dari polis yang dah terkenal dengan budaya membuli dan salah guna kuasa. Digambarkan dengan baik oleh Kamlesh Sawant bila keluarga kecil ni dibelasah walaupun Anju dan Anu (Mrunal Jadhav) masih minor. 

Dari lensa Avinash Arun kita dapat lihat keindahan Pondolem, Goa walaupun Cuma beberapa tempat tapi cukup untuk buat kita tertarik untuk stay di kampung yang tenang, cantik dengan penduduk yang ramah dan saling membantu. Seni bina dan dekorasi cantik pun memainkan peranan untuk menghidupkan budaya setempat. Music score dari Vishal Bhardwaj dengan lirik dikarang oleh Gulzar naikkan mood penceritaaan dan emosi. 

Lakonan Tabu memuaskan untuk watak Inspector General Meera dengan emosi yang berkecamuk tapi masih lagi dapat gunakan pengalaman dan kebijaksanaan dia untuk decode penipuan licik Vijay dan keluarga dia. Ajay Devgn pula nampak too heroic for a commoner dengan bulky body sebab dia tengah shooting action movie – Shivaay masa ni. Shriya Saran pun nampak tak ngam sebagai isteri dia. 

Movie asal Drishyam yang beraasal dari Malayalam dah dibikin semula di Telugu, Tamil juga Bollywood dan kesemuanya mendapat kutipan tinggi. Akibat dari sambutan hangat, team production decide untuk buat sequel. Dah habis shooting dah pun dekat Kerala. Hopefully tahun depan boleh tengok apa kejutan dari keluarga Salgaonkar dalam movie Drishyam 2 nanti. 

1. Team Production +1, 2. Visual +1, 3. Audio +1, 4. Storyline +1, 5. Casting +1, 6. Genre +1, 7. Themes +1, 8. Editing +1, 9. Social Message +1, 10. Personal Thought +0 = 10/10

Memasak sendiri makanan yang kita konsumsi setiap hari ternyata memiliki banyak manfaat bagi kita. Meskipun awalnya terlihat repot, apalagi jika Anda harus bekerja di kantor setiap hari. Agar dapat menyiapkan makanan sendiri, tentu Anda harus bangun lebih pagi untuk memasak. 

Namun jika sudah terbiasa, sebenarnya memasak makanan sendiri itu tidak serepot seperti yang dibayangkan dengan adanya rice cooker yang akan membuat Anda lebih mudah saat menanak nasi. Apalagi dengan 7 manfaat makan makanan yang dimasak di rumah berikut ini, semakin banyak alasan untuk mulai memasak sendiri makanan yang Anda konsumsi setiap hari.

Sumber : Google

1.     Makanan rumahan lebih sehat dengan bahan baku yang Anda pilih sendiri

Kita dapat memilih sendiri bahan baku terbaik untuk makanan yang dimasak di rumah. Berbeda dengan rumah makan atau restoran, yang memilih bahan baku umumnya dengan pertimbangan ekonomis. Kita juga lebih tahu bahan baku dan bumbu yang digunakan pada masakan di rumah itu apa saja, dan bagaimana kualitasnya. Sementara untuk makanan restoran, kita tidak tahu pasti apa saja yang bahan baku yang digunakan.

2.     Lebih hemat

Saat kita makan di restoran, sebenarnya kita tidak hanya membayar untuk nilai makanannya saja, tetapi kita juga membayar biaya operasional tempatnya. Restoran harus membayar listrik, air, sewa tempat, dan lainnya. Tentunya pelaku bisnis restoran sudah memasukkan biaya ini pada harga makanan yang kita makan. 

Jadi tidak heran jika sebenarnya makanan yang kita makan di restoran lebih mahal daripada makanan yang dimasak di rumah dengan kualitas yang sama. Anda dapat lebih berhemat dengan merencanakan menu masakan lalu membeli bahan makanan dalam jumlah yang besar sekaligus, misalnya untuk kebutuhan satu minggu atau satu bulan. Dengan begitu, biaya untuk makan menjadi lebih hemat.

3.     Lebih mudah mencegah alergi

Jika Anda memiliki alergi atau sensitif terhadap bahan makanan tertentu, maka dengan makan makanan yang dimasak di rumah Anda akan lebih mudah menghindari bahan makanan penyebab alergi tersebut. Misalnya jika Anda alergi kacang-kacangan, maka akan lebih mudah untuk mendapatkan menu masakan yang bebas kacang-kacangan jika kita memasaknya sendiri. Makanan di restoran sudah memakai standar bahan dan bumbu yang bisa saja di dalamnya ada bahan yang membuat kita alergi atau perlu kita hindari.

 

Sumber : Google

4.     Lebih hemat waktu

Rasanya membeli makanan di restoran atau rumah makan terdekat itu jauh lebih hemat waktu daripada masak sendiri di rumah. Namun kenyataannya, berapa lama waktu yang Anda perlukan di perjalanan? Berapa lama harus antri? Faktanya, makan makanan yang dimasak di rumah sebenarnya lebih hemat waktu. Banyak resep masakan yang bisa disiapkan dalam waktu beberapa menit saja.

5.     Mengurangi resiko kontaminasi

Makanan yang dimasak di rumah memiliki resiko kontaminasi yang lebih kecil, dan kita dapat mengontrol sendiri kebersihannya. Tetapi makanan yang kita beli di luar, resiko kontaminasinya jauh lebih besar dan kita tidak tahu pasti bagaimana proses pengolahannya. Makanan di restoran dapat dimasak atau disiapkan oleh banyak orang, dan tingkat higiene masing-masing orang dapat berbeda. Namun makanan yang disiapkan di rumah kita sendirilah yang mengatur kebersihannya dengan menjaga higiene diri kita.

6.     Lebih mudah mengontrol porsi makan

Saat makan makanan yang dimasak di rumah, kita dapat mengambil seperlunya atau memasak dengan porsi yang sesuai. Namun jika Anda makan di rumah makan atau restoran, satu menu makanan porsinya bisa jadi terlalu banyak atau terlalu sedikit bagi kita. Dan saat porsinya terlalu banyak, kita jadi merasa ‘wajib’ menghabiskan makanan tersebut. Hasilnya, porsi makan kita menjadi tidak dapat dikontrol.

 

Sumber : Google

7.     Dapat berkumpul dengan keluarga

Makan makanan di rumah bersama keluarga dapat menjadi quality time untuk Anda dan keluarga. Saat berkumpul di waktu makan, Anda dan keluarga dapat saling berbagi cerita atau pengalaman Anda hari itu. Jadi, selain keluarga menjadi lebih sehat, juga akan semakin harmonis.

Kini tidak ada alasan lagi untuk Anda menunda untuk mulai memasak sendiri dan makan makanan yang dimasak di rumah. Rencanakan menu mingguan Anda di waktu senggang, siapkan bahan makanan, dan mulailah berkreasi dengan menu makanan yang sehat setiap hari.

Happy Birthday Shopee! Love, Gong cha

Tuesday 8 December 2020


Happy Birthday Shopee! In conjunction with Shopee’s 5th birthday celebration, Malaysians’ favourite bubble tea chain Gong cha has curated a new series of drinks to celebrate the occasion. Strawberry lovers definitely don’t want to miss this as the Gong cha 12.12 Birthday Drink features three strawberry flavoured drinks. They are the Strawberry Taro, Strawberry Matcha Latte and Strawberry Marble.

From now till 23 December, strawberry lovers can purchase these drinks exclusively on the Shopee App and redeem it at any Gong cha outlet nationwide. These beverages will sure to bring you on an adventurous journey as they come in creative yet unique flavours never tried before! 

Strawberry Taro


The dreamy pink and purple colour combination will bring you on a journey through clouds of cotton candy. The distinct flavours of strawberry and taro blend perfectly and do not overpower one another. Shake well before consuming and take in how the colours meld into a dreamy sight before you. 

Strawberry Marble
Be enchanted by the splashes of red across a background of white as you take a sip of the Strawberry Marble drink which is surely worth a couple of snaps and post on social media… or more (we’re not stopping you). This creation tastes even better when topped with Gong cha's signature milk foam, further elevating the taste of luscious velvety strawberry milk tea.

Strawberry Matcha Latte

This strawberry matcha latte combines the fruity sweet taste of strawberries, creamy milk and slightly bitter notes of matcha into a drink that's refreshingly decadent. Its red-and-green look makes it all the more Christmas-y, doubling the celebration this December! 

How can you get the drinks? 

The Gong Cha e-drink series can only be purchased via the Shopee App, and redeemed at any Gong Cha outlet nationwide. Get the Shopee x Gong Cha 12.12 Birthday Drink series exclusively on Shopee through the Food & Services Vouchers in-app portal from now to 23 December.

Enjoy the Strawberry Taro, Strawberry Matcha Latte and Strawberry Marble at an introductory price of RM10. Get it at 50% off when you purchase the drinks every Saturday and Sunday in the month of December. Only on 12 Dec, apply promo code GC12 to enjoy 30% coins cashback with no minimum spend and earn up to 500 Shopee Coins when you complete your purchase via Shopeepay.

Additionally, users who use ShopeePay to pay for their Gong Cha orders at physical outlets will receive RM4 cashback when they spend a minimum of RM10. This offer is valid till 31 December 2020. 

What are you waiting for? Check it out at Shopee - Gong cha series!

Movie Review | Bucin (2020)

Monday 7 December 2020

Pengarah :  Chandra Liow

Penulis Skrip : Jovial Da Lopez 

Pelakon : Andovi Da Lopez, Jovial Da Lopez, Tommy Limm, Chandra Liow, Susan Sameh, Widika Sidmore, Kezia Aletheia, Karina Salim

Syarikat Produksi : Rapi Films

Pengedar : Netflix

Genre :  Komedi

Durasi Tayangan :  97 minit

Tarikh Tayangan : 18 September, 2020 

Trailer :

Bucin atau Hamba Cinta mengisahkan 4 sekawan - Andovi Da Lopez, Jovial Da Lopez, Tommy Limm dan Chandra Liow yang join kelas Anti-Bucin supaya tidak lagi dikawal oleh teman wanita. Semuanya ada masalah dengan teman wanita kecuali Chandra yang bujang tapi join jugak sebab takde life. Kelas tu dikawal selia oleh doktor psikologi cantik, Vania (Susan Sameh). 

Tahap bucin paling teruk ialah Andovi yang menurut sahaja kehendak Kirana (Widika Sidmore) sampai dia tak boleh fokus dengan diri sendiri atau buat apa yang dia nak. Tommy pula stuck sama ada nak upgrade lifestyle dia ataupun berkahwin sepertimana yang dia janjikan kepada Julia (Karina Salim). Watak Jo paling brengsek sekali antara semua bila dia tak lagi suka dengan Cilla (Kezia Aletheia) tapi tetap stay sebab taknak nampak jahat dalam hubungan tu. Dia join kelas Anti-Bucin pun sebab nak selamatkan adik dia, Andovi. 

Method yang Vania gunakan agak ekstrem tapi mereka berempat telahpun bersetuju dalam perjanjian sebelum join kelas Anti-Bucin. Makin lama Jo jatuh cinta dengan Vania dan kerap luangkan masa bersama lepas habis kelas. Berjaya atau tak mereka berempat utamakan diri sendiri atau selamanya jadi Bucin, boleh tengok di Netflix movie debut pengarah Chandra Liow ni. 

First half especially scene dalam kelas Anti-Bucin memang kelakar jugak lah walaupun ada babak yang merepek dalam Escape Room tu. Memandangkan diorang semua Youtubers so mimik muka memang menjadi sangat lah untuk filem komedi. Dialog ada yang kelakar ada yang berulang so nampak try hard sangat nak buat lawak. 

Momentum mula mendatar dan merudum bila masuk second half sebab jalan cerita dah mula longgar ditambah pula dengan lakonan yang kurang berkesan untuk babak yang sarat dengan emosi dan tak mampu meninggalkan impak dari keempat-empat pelakon utama terutamanya Jovial Da Lopez. Baik skrip ataupun lakonan, dua-dua dia tak mampu nak deliver. 

Rupanya Andovi Da Lopez, Jovial Da Lopez, Tommy Limm dan Chandra Liow adalah Youtubers terkenal di Indonesia kemudiannya join dunia lakonan. Andovi did great for his role. Watak Jovial dari awal brengsek sampai plot twist muncul pun tetap brengsek. Bukan Jo yang patut pergi kelas Anti-Bucin tapi Cilla sebab senang betul maafkan Jo padahal dia buat kesilapan besar. Mudah betul Jo kata itulah namanya cinta, saling memaafkan. Kalau lupa beli ikan boleh la nak maafkan, ni dia pergi makan luar 2 tahun pulak tu. Dah kantoi pandai pulak sembang I Love You. 

Visual dari Muhammad Firdaus bagus dengan transisi cantik dan lighting on point berbeza mengikut keperluan scene. Music score dari Andhika Triyadi pun not bad, sesuai dengan mood cerita yang santai dan ringan. Ada lagu berjudul Bucin nyanyian dari 4 pelakon utama ni. Hadiah mungkin buat peminat diorang.

 

Mungkin content Youtube sesuai la kot untuk skrip Jovial tapi untuk menjayakan sesebuah movie nampak banyak lagi yang perlu dibaiki. Nasib baik movie Bucin tak ditayangkan di panggung gara-gara covid-19. kalau tak sakit team production nak cover kerugian. Mesej yang disampaikan tu jelas tapi disebabkan ending nampak seperti lelaki yang masih tersekat dalam idea chauvinist, egois dan inginkan wanita yang bucin untuk melengkapkan kehidupan mereka serba-serbi. Definisi cinta Chandra dan Jovial agak berbeza so I don’t think this movie suits me well. 

1. Team Production +0.4, 2. Visual +1, 3. Audio +1, 4. Storyline +0.3, 5. Casting +0.4, 6. Genre +0.4, 7. Themes +0.4, 8. Editing +0.4, 9. Social Message +0.2, 10. Personal Thought +0 = 4.5/10

Khaali Peeli Promotion Fashion Files | Ishaan Khatter & Ananya Panday

Sunday 6 December 2020

Dah lama tak update Fashion Files so nak merajinkan diri balik ambil promo events yang senang je macam Khaali Peeli promo events ni sebab main cast tak keluar promote sangat pun gara-gara lockdown. Gabungkan dua-dua pelakon sekali sebab sikit je. 

Since both of them pelakon baru di Btown so I'm not sure much about diorang punya fashion sense macam mana. Ishaan lebih kasual dan bereksperimen macam abang dia, Shahid Kapoor sesuai dengan karakter dia yang cool and chill. Ananya pula I perasan dia suka pakai top atau dress dengan tumpuan di bahagian dada, denim dan singlet. 

1. First Promo Event


Not sure outfit serba hitam Ishaan dari label mana tapi dia memang keep it simple and casual untuk promo event. Ananya pula mengenakan leather boohoo top ditambah zip neon hijau dengan sleeve puffy dari label Pink Porcupines. Multi-coloured short bercorak geometri dari label yang sama. Love that high waist short but a big no for that top. Small curly hairstyle dengan extra huge earrings nampak cantik. 

2. Second Promo Event


Matchy matchy sports attire for promo event. Ananya pasangkan sleeveless top and camouflage pants from Frow. Untuk gambar studio Ananya pakai heels dari Steve Madden. Not much for hairstyle and makeup. Kalau cakap dia dari gym terus pergi studio pun orang percaya. 

3. Just At Home Style


Off shoulder silhouettes dengan ropol besar di bahagian lengan dan dada dari material lace berwarna kuning ni diperagakan dari label Michael Costello. Minimal makeup and hairstyle for summer look. 

4. Bonus 


Gambar ni bukan untuk promo events Khaali Peeli tapi masa Diwali party di rumah Siddhanth Chaturvedi but since they were both together, so masukkan sekali je lah dalam ni. Love casual look from Ishaan dengan corak abstrak berwarna-warni. Raising the bar with folding the sleeve for showing off the muscle. Brown khaki match with multi-coloured socks and sneakers. Rounded rectangular shade and black mask to comlete the look. Hot!

Ananya pula mengenakan multi-colour bustier-corset style and thigh-high slit dress berwarna merah dari Saaksha & Kinni dipadankan bersama sepasang stilettos berwarna hitam. Untuk accesories, Ananya masukkan elemen tradisional dengan sepasang jhumkis dari koleksi Amrapali. Dewy touch for makeup and deep curl for hairstyle. Loved it!

Both of them actually buat heavy promo dekat Goa tapi tak ada pun gambar dekat sana. Not sure online promo ataupun masuk studio. Dekat social media tak update langsung except gambar dekat airport. So drop your comment which are their fav looks okay!

Pengarah : Joko Anwar

Penulis Skrip : Joko Anwar

Pelakon : Tara Basro, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, Ario Bayu

Syarikat Produksi :  Rapi Films, Base Entertainment, CJ Entertainment, Ivanhoe Pictures

Pengedar : Shudder

Genre :  Seram

Durasi Tayangan :  107 minit

Tarikh Tayangan : 17 Oktober 2019 

Trailer :

Movie bermula dengan perbualan Maya (Tara Basro) dan kawan baiknya, Dini (Marissa Anita) yang bekerja di pondok toll pada shif malam. Maya bercerita tentang lelaki creepy pada malam semalam memandang dia dengan aneh. Dini nasihatkan supaya pandang tangan sahaja tapi Maya geli dengan tangan lelaki tu sebab kotor. Seusai habis bercerita, lelaki tersebut muncul tapi kali ni lebih agresif. 

Dini membantu dengan memanggil pegawai bertugas supaya selamatkan Maya. Lelaki tersebut bertanyakan Maya tentang Rahayu. Kemudiannya dia pergi ke kereta dan keluarkan parang. Nasib Maya baik bila polis sempat datang dan selamatkan dia. Tapi siapa Rahayu? Apa kaitan Maya dengan Rahayu. 

Maya dapat tahu dari makcik dia yang dia adalah Rahayu semasa kecil tapi selepas ibu bapanya meninggal dunia, makcik dia bawa datang ke kota dan tukar nama kepada Maya. Cuma ada satu-satunya gambar berlatarbelakangkan rumah pusaka mereka yang besar di Harjosari, Mandiraja. Selepas tragedi diserang lelaki berparang tersebut, Maya dan Dini buka butik tapi ada masalah kewangan. Maya suggest untuk jual rumah pusaka dia. 

Mereka berdua pergi ke rumah tersebut tapi penduduk kampung agak aneh dan sepi. Semua memandang dengan pandangan tajam. Baru dua hari mereka di situ, sudah ada dua kematian. Maya dengan Dini minta izin untuk berjumpa dengan Ki Saptadi (Ario Bayu) untuk bertanyakan perihal rumah pusaka tersebut. Tapi Dini yang mula ambil kesempatan mengaku diri dia sebagai Rahayu akhirnya dibunuh dengan kejam. Darahnya dikumpul, kulitnya pula disiat dan dikeringkan kemudiannya dijadikan patung wayang kulit. 

Maya yang keluar mencari makanan berjumpa dengan Ratih (Asmara Abigail) kemudiannya bercerita tentang kampung dan bagaimana sumpahan bermula. Maya dapat tahu yang lelaki creepy di toll booth rupanya suami Ratih. Apa nasib Maya dan kenapa penduduk kampung mahu Rahayu mati kena tengok sendiri movie Indonesia yang dipilih untuk dihantar ke Oscar tahun ni. 

Walaupun penceritaan Perempuan Tanah Jahanam menggunakan template yang sama dengan movie seram yang lain tapi idea fresh dengan suntingan yang menarik. Menggambarkan juga bagaimana manusia sewenangnya menurut kata ketua tanpa berfikir dengan waras sampai sanggup membunuh tanpa belas. Movie Joko Anwar ni tak lah seseram Pengabdi Setan tapi lebih kepada thrill atau saspen bila Maya cuba lari dari roh yang mengganggu ataupun penduduk kampung. Hantu yang muncul pun tak seram. Mungkin sebab kelemahan CGI.

Penduduk di Harjosari ni suka dengan wayang kulit dan hiburan tradisional ni makin lama makin ditelan zaman so it’s a nice thing to watch dalam movie zaman sekarang supaya warisan tak dilupakan. Kostum zaman tu pun cantik dengan beberapa props yang digunakan. Tak didedahkan tahun bila mungkin around 80’s atau 90’s. Music score pun menarik sebab guna runut bunyi lagu-lagu lama. 

Perempuan Tanah Jahanam ni bagus dari sutradaranya, lakonan, visual, tone, dialog, music score tapi ada beberapa loopholes bila Joko Anwar letak scene lelaki tanpa kulit di dalam hutan tanpa sebarang cerita atau dikembangkan lebih lagi. Penduduk di situ pun tak rasa nak keluar ke lepas sumpahan tu berlaku? Kenapa nak try ada anak lagi kalau semua pun kesudahannya mati? Tak tahu kenapa letak scene Maya berjumpa dengan pensyarah tua sebab habis dekat situ je. Dari mana suami Ratih tahu pasal Maya sebenarnya Rahayu pun masih menjadi persoalan besar.Ada juga beberapa scene serlahkan kebodohan Maya, entah untuk apa. 

Ending agak mengecewakan tapi justified lah kot sebab malu dengan keluarga sendiri. Tapi scene setahun selepasnya tu boleh dijadikan signal kepada penduduk kampung supaya tutup dan keluar dari tanah jahanam tu. Tak berkembang sampai sudah gamaknya nanti. Thanks to Ical Tanjung for his great cinematography. Tahniah Joko Anwar dan team dapat hantar karya mereka ke Oscar. 

1. Team Production +0.7, 2. Visual +1, 3. Audio +1, 4. Storyline +0.5, 5. Casting +1, 6. Genre +0.5, 7. Themes +1, 8. Editing +0.6, 9. Social Message +1, 10. Personal Thought +0.5 = 7.8/10

Movie Review | Mahasiswi Baru (2019)

Pengarah :  Monty Tiwa

Penulis Skrip :  Jujur Prananto, Monty Tiwa

Pelakon :   Widyawati, Morgan Oey, Mikha Tambayong, Umay Shahab, Sonia Alyssa, Slamet Rahardjo, Karina Suwandi, Iszur Muchtar, Ence Bagus.

Syarikat Produksi :  MNC Pictures

Pengedar :  Netflix

Genre :  Komedi / Drama

Durasi Tayangan :  96 minit

Tarikh Tayangan : 8 Ogoos 2019 (Indonesia)

Trailer :

Diinspirasikan dari kisah benar dengan harapan dapat menyuntik harapan dan semangat kepada golongan warga emas untuk sambung pengajian di peringkat lebih tinggi, penulis dan pengarah Monty Tiwa persembahkan naskhah Mahasiswi Baru dalam template komedi drama. 

Lastri (Widyawati), berusia 70 tahun baru sahaja merasai kehilangan behasrat untuk mendaftarkan diri di Cyber University Indonesia. Keputusan dia dianggap merepek oleh anak perempuannya, Anna (Karina Suwandhi) tapi dia tetap berdegil. Dalam major yang sama dia berkawan baik dengan si cantik Sarah (Mikha Tambayong), Reva (Sonia Alyssa) yang selalu tidur di kampus, Erfan (Umay Shahab) yang suka berdemonstrasi dan bekas boy band juga instafamous Danny (Morgan Oey). 

Kehadiran Lastri juga tak disenangi oleh dekan En. Chaerul (Slamet Rahardjo) sebab beberapa aduan dari pensyarah dibuat lantas dianggap akan merosakkan imej dan nama universiti. Lagi bertambah parah bila result final exam Lastri paling teruk so diorang come up dengan idea untuk tackle dekan dan bagi peluang kedua supaya Lastri boleh sambung belajar. 

Plan berjalan dengan bagus tapi kantoi pula sebab Danny yang suka update semua benda kepada followers dia. En. Chaerul mengamuk sampai keluarkan arahan supaya Lastri berhenti datang ke kampus. Apa yang Lastri buat kemudiannya, kena tengok la movie Mahasiswi Baru dekat Netflix. 

Penceritaan yang berlatarbelakangkan dunia kampus memang aka nada banyak ragamnya tambah pula kalau dua generasi berbeza bertembung. Banyak scene kelakar gara-gara zaman Lastri yang berbeza dengan sistem pembelajaran sekarang. Dekat awal movie kita nampak Lastri bersedih dengan kematian seseorang tapi pengarah simpan rahsia tu sampai lah masuk second half. 

Sayangnya plot twist tu kurang menimbulkan impak sebab kita tak didedahkan apa amanatnya, apa perjanjian antara mereka sampai Lastri sanggup masuk ke universiti. Lagi cantik atau feel connected untuk genre drama kalau ada flashback dengan si mendiang. Rahsia dari watak Reva pun predictable dari awal lagi dan tak dikembangkan lagi supaya bertambah emosi dengan penerimaan rakan kampus atau pihak atasan. 

First half kita tengok Lastri tak mengerti apa-apa langsung tentang misi dan visi negara ataupun tentang major dia. Kalau ikutkan komedi boleh lah tapi kalau realistiknya, macam menyusahkan juga lah sebab smartphone dekat kampus tu penting. Apa sahaja info ataupun discussion dibikin secara online sahaja. Kebingungan Lastri jelas terserlah pada keputusan exam dia tapi second half dia makin busy dengan rencana lain dan tak ada langsung scene dia study hard sampai boleh dapat pointer tinggi. Bahaya jugak la movie ni sebab dia letak scene meniru dan guna kabel untuk stay walaupun pointer teruk. 

Anyway, suka tengok scene Lastri dengan En. Chaerul sebab memaparkan scene romantis antara warga emas sebab jarang kita dipertontonkan scene ni sedangkan cinta tu tak mengenal usia kan? Bertambah cantik bila Jimmy Opa shoot dari angle yang menaikkan mood dan menonjolkan keindahan beberapa tempat. Dengan lagu Cinta Luar Biasa dari Andmesh Kamaleng untuk scene romantik dan Gemu Fa Mi Re nyanyian Nyong Franco untuk mood yang ceria dan kelakar.

 

Movie ni menarik sebab idea fresh tapi ada beberapa loopholes yang mengganggu penceritaan. Emosi kurang walaupun lakonan dari para pelakon bagus. Kalau watak dah ditulis sebegitu, tak banyak yang pelakon boleh buat kan? For one time watch, Mahasiswi Baru menarik ditonton dengan keluarga. 

1. Team Production +0.6, 2. Visual +1, 3. Audio +1, 4. Storyline +0.5, 5. Casting +1, 6. Genre +0.6, 7. Themes +0.5, 8. Editing +0.6, 9. Social Message +1, 10. Personal Thought +0.4 = 7.2/10